Puluhan Siswa di Garut Keracunan Makanan Program MBG, 10 Orang Masih Dirawat

 


GARUT,PPRNEWS – Sebanyak sepuluh siswa di Kecamatan Kadungora, Garut, Jawa Barat, masih menjalani perawatan intensif di puskesmas hingga Sabtu (20/9/2025), setelah diduga mengalami keracunan dari makanan yang dibagikan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Insiden ini merupakan puncak dari kasus keracunan massal yang menyebabkan ratusan siswa mengalami gejala mual, pusing, dan diare.

Peristiwa ini menambah daftar panjang insiden serupa dan kembali menyorot standar keamanan pangan serta pengawasan dalam pelaksanaan program nasional tersebut.

Menurut data yang dihimpun, total 649 siswa telah menjalani pemeriksaan kesehatan setelah menyantap makanan yang disediakan. Dari jumlah tersebut, 30 siswa menunjukkan gejala keracunan yang cukup parah sehingga harus dilarikan dan dirawat di Puskesmas Kadungora. Hingga berita ini diturunkan, sepuluh siswa di antaranya masih belum diizinkan pulang dan berada di bawah pengawasan medis.

Makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan disalurkan oleh Unit Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Al Bayyinah 2 Garut. Menu yang dikonsumsi para siswa pada hari kejadian terdiri dari nasi putih, ayam woku, tumis tempe, lalapan, dan buah stroberi.

Investigasi dan Respons Pemerintah

Pihak berwenang segera bergerak cepat untuk menginvestigasi penyebab pasti dari insiden ini. Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut telah mengambil sampel dari sisa makanan, muntahan korban, dan bahan baku untuk diuji di laboratorium. Di sisi lain, pihak Kepolisian juga telah memulai penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi, termasuk dari pihak penyedia makanan, dan mengirim sampel ke laboratorium forensik. Hasil uji laboratorium diperkirakan baru akan keluar dalam waktu 10 hari ke depan.

Menanggapi kejadian ini, Pemerintah Daerah Garut menyatakan akan memperketat pengawasan terhadap seluruh dapur yang menjadi mitra penyedia makanan untuk program MBG. Meskipun terjadi insiden serius, program ini tidak dihentikan. Namun, sebagai langkah preventif, menu untuk siswa sementara waktu akan diganti dengan makanan yang dinilai lebih sederhana dan aman, seperti roti, susu, telur rebus, dan buah-buahan.

Di tingkat nasional, insiden ini mendapat perhatian serius. Juru Bicara Presiden, Prasetyo Hadi, menyampaikan permintaan maaf atas nama pemerintah atas kejadian yang terus berulang ini.

"Pemerintah memohon maaf atas insiden ini. Ini menjadi evaluasi besar bagi kami untuk memperbaiki standar dan pengawasan program di lapangan," ujar Prasetyo.

Kasus di Garut ini kembali menyoroti berbagai temuan terkait pelaksanaan program MBG di berbagai daerah, termasuk kondisi dapur penyedia yang terkadang ditemukan tidak higienis, yang dianggap menjadi salah satu faktor utama penyebab keracunan.


Penulis : Mas Taufiq

Editor  : Mas Ali




Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama