Laporan Terkini Banjir dan Longsor di Bali

 


BALI, PPRNEWS - Hujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah Bali sejak beberapa hari terakhir telah menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor yang parah. Bencana ini dilaporkan sebagai salah satu yang terburuk dalam satu dekade terakhir, menyebabkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan mengganggu aktivitas masyarakat.

Jumlah Korban dan Dampak Bencana

Menurut data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kamis (11/09/2025), total korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Bali mencapai 14 orang. Selain itu, dua orang masih dalam pencarian. Para korban jiwa tersebar di beberapa wilayah, dengan rincian:

  • Kota Denpasar: 8 orang meninggal dunia, 2 orang hilang.

  • Kabupaten Jembrana: 2 orang meninggal dunia.

  • Kabupaten Gianyar: 3 orang meninggal dunia.

  • Kabupaten Badung: 1 orang meninggal dunia.

Bencana ini juga berdampak pada ratusan kepala keluarga dan ribuan jiwa. BNPB mencatat lebih dari 500 orang telah dievakuasi ke tempat-tempat pengungsian seperti sekolah dan masjid. Kerusakan material sangat signifikan, meliputi rumah-rumah warga, ruko, serta fasilitas umum seperti jalan dan drainase. Beberapa ruas jalan utama, termasuk Jalan Gemitir, Bakung, dan Bypass Mantra, terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 50-80 sentimeter.

Penyebab dan Status Tanggap Darurat

Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir selama satu minggu. Pemerintah dan tim gabungan dari berbagai instansi, termasuk BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Baznas, bergerak cepat untuk melakukan evakuasi, pencarian korban hilang, dan menyalurkan bantuan.

Kementerian Lingkungan Hidup juga telah mengirimkan tim khusus untuk mendalami faktor penyebab banjir, termasuk dugaan adanya alih fungsi lahan dan penyumbatan drainase akibat sampah. Beberapa pengamat tata kota dan pakar lingkungan menyebutkan bahwa intensifnya pembangunan pariwisata yang tidak terkendali, ditambah dengan degradasi lingkungan, menjadi pemicu utama bencana kali ini. Fenomena cuaca seperti gelombang Rossby dan Kelvin juga disebut-sebut berkontribusi pada curah hujan ekstrem yang terjadi.

Upaya Penanganan dan Pemulihan

Pemerintah terus berupaya maksimal dalam penanganan pasca-bencana. Bantuan logistik, termasuk makanan, air bersih, dan kebutuhan dasar lainnya, disalurkan ke posko-posko pengungsian. Pemerintah juga menyiapkan santunan bagi keluarga korban meninggal dunia.

Meskipun bencana ini tergolong parah, operasional Bandara Internasional Ngurah Rai dilaporkan tidak terganggu. Namun, aktivitas ekonomi masyarakat, terutama di sektor perdagangan dan pariwisata, mengalami kerugian besar. Pemerintah Provinsi Bali dan pihak terkait berkomitmen untuk segera memulihkan kondisi dan mengambil langkah-langkah mitigasi jangka panjang agar bencana serupa tidak terulang.



Penulis : Mas Taufiq                        Editor : Mas Ali





Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama