Status Semeru Tetap AWAS (Level IV), Potensi Awan Panas dan Lahar Dingin Masih Mengancam

LUMAJANG, PPRNEWS – Kondisi pasca-erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur hingga hari ini, Minggu (23/11/2025), masih menunjukkan tingkat bahaya yang sangat tinggi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mempertahankan Status Awas (Level IV), status tertinggi dalam sistem peringatan dini, yang telah berlaku sejak 19 November 2025.

Aktivitas Vulkanik: Puluhan Letusan Harian

Gunung Semeru dilaporkan masih berada dalam fase erupsi berkelanjutan dengan aktivitas vulkanik yang intens. Dalam rentang waktu singkat, terjadi puluhan letusan yang disertai embusan asap tebal setinggi hingga 1.000 meter di atas puncak.

Petugas mengingatkan bahwa potensi bahaya paling besar saat ini adalah awan panas guguran (APG) dan banjir lahar dingin, terutama jika intensitas curah hujan meningkat. Aliran lahar dingin telah meluas dan mencapai kawasan vital seperti Gladak Perak.

Zona Terlarang Diperketat: Masyarakat dilarang keras beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari kawah atau puncak Semeru. Selain itu, dilarang beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, mengingat ancaman bahaya susulan yang sangat tinggi.

Dampak di Lapangan: Kerusakan Parah dan Akses Licin

Dampak erupsi telah menimbulkan kerusakan material yang signifikan. Ratusan rumah warga dan sejumlah fasilitas umum, termasuk musala dan sekolah, mengalami kerusakan parah akibat hantaman awan panas dan timbunan material vulkanik.

Dusun Sumbersari di Lumajang menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak, dengan banyak rumah hampir seluruhnya tertimbun material. Sementara itu, Desa Supiturang masih diselimuti abu vulkanik tebal. Akses jalan, termasuk Jembatan Gladak Perak, dilaporkan licin karena endapan lumpur dan abu vulkanik, memerlukan kehati-hatian ekstra.

Respons: Pengungsi Dipastikan Aman, Patroli Diperketat

TNI dan petugas terkait terus berpatroli untuk memastikan seluruh warga di zona bahaya telah berada di lokasi pengungsian yang aman. Meskipun sebagian penduduk sempat terlihat kembali untuk memeriksa kondisi rumah, petugas memastikan tidak ada warga yang nekat menetap kembali di area terlarang.

Pihak berwenang telah mendirikan fasilitas pendukung seperti tenda pengungsian dan dapur lapangan. Bantuan darurat terus disalurkan, bersamaan dengan upaya trauma healing yang difokuskan pada anak-anak di pengungsian untuk memulihkan kondisi psikologis mereka.

TIM REDAKSI

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama