BEIJING,PPRNEWS — Topan Matmo akhirnya mendarat di pesisir selatan Tiongkok hari ini, Minggu (5/10), setelah sebelumnya memicu banjir besar di Filipina. Menghadapi ancaman badai level tertinggi, Pemerintah Tiongkok melakukan evakuasi massal terhadap ratusan ribu penduduk di Provinsi Hainan dan Guangdong.
Kronologi dan Pendaratan Matmo
Topan Matmo mulai menjadi ancaman serius bagi Asia Timur pekan ini. Setelah melewati prediksi pada 1 Oktober, Topan ini pertama kali menerjang Filipina pada 3 Oktober dengan kecepatan angin mencapai 130 km/jam, memaksa ribuan orang mengungsi akibat banjir.
Pada Sabtu (4/10), Matmo menguat saat bergerak di Laut Tiongkok Selatan dan mulai mengarah langsung ke Semenanjung Leizhou serta Provinsi Hainan. Otoritas Tiongkok merespons cepat dengan membatalkan seluruh penerbangan dan mengumumkan penutupan bisnis di Hainan. Maskapai penerbangan Taiwan, Starlux Airlines, juga membatalkan rute menuju Hong Kong dan Makau.
Puncaknya terjadi pada 5 Oktober. Topan Matmo mendarat di antara kota Wuchuan di Guangdong dan Wenchang di Hainan. Matmo diperkirakan akan terus bergerak ke arah barat menuju Guangxi dan Vietnam.
Evakuasi Massal dan Kelumpuhan Transportasi
Demi keselamatan warga, pemerintah lokal mengambil langkah mitigasi ekstrem:
- Evakuasi Massal: Lebih dari 150.000 warga di Guangdong dan 197.000 warga di Hainan, yang tinggal di wilayah pesisir dan berisiko tinggi, telah dievakuasi ke tempat yang aman.
- Transportasi Lumpuh: Seluruh layanan transportasi umum di dua provinsi, termasuk kereta api, ditutup sementara. Pembatalan penerbangan dan penutupan pelabuhan juga dilakukan secara menyeluruh.
- Penutupan Aktivitas: Sejumlah bisnis, tempat wisata, dan sekolah ditutup demi mengurangi risiko korban jiwa dan menjamin keselamatan.
Pusat Meteorologi Nasional Tiongkok telah mengeluarkan peringatan merah, yang merupakan level tertinggi, sementara otoritas maritim mengarahkan semua kapal untuk segera berlindung di pelabuhan. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong juga telah mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) di Hong Kong dan Makau untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi dampak lanjutan Topan Matmo.
Penulis : Tim Redaksi
