JAKARTA,PPRNEWS – Presiden terpilih Prabowo Subianto tengah mewacanakan langkah signifikan untuk memajukan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya dalam pengajaran Bahasa Inggris. Rencana ini mencakup mendatangkan guru-guru dari Selandia Baru untuk mengajar di berbagai institusi pendidikan di Tanah Air.
Inisiatif ini dirancang sebagai bagian integral dari program pendidikan yang lebih luas di bawah pemerintahannya, yang juga mencakup peluncuran program "Sekolah Garuda" dan penetapan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD). Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk memperkuat daya saing bangsa di kancah global melalui pendidikan berorientasi internasional, demi mencetak sumber daya manusia yang unggul.
Dukungan dan Kritik Terhadap Rencana
Wacana mendatangkan guru asing ini mendapat sambutan positif dari beberapa kalangan. Ketua Komisi X DPR RI, misalnya, menyatakan dukungan terhadap rencana ini, melihatnya sebagai upaya percepatan yang diperlukan dalam bidang pendidikan nasional.
Namun, isu mendatangkan guru asing bukanlah hal baru dan pernah menuai respons beragam di masa lalu. Pada masa kampanye Pilpres 2019, wacana serupa memicu kritik dari beberapa organisasi guru, salah satunya Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Kelompok tersebut berpendapat bahwa fokus peningkatan kualitas pendidikan seharusnya lebih diutamakan pada pemberdayaan dan peningkatan kompetensi guru-guru lokal alih-alih mengandalkan tenaga pengajar dari luar negeri.
Meskipun masih dalam tahap pembahasan dan implementasi awal, rencana ini menegaskan komitmen Prabowo Subianto untuk mereformasi sektor pendidikan. Kebijakan ini akan menjadi salah satu sorotan utama dalam program kerja pemerintah baru, seiring upaya untuk memastikan Bahasa Inggris menjadi bekal penting bagi generasi muda Indonesia.
Penulis : TIM REDAKSI
