PROBOLINGGO,PPRNEWS-Pemandangan antrean panjang kendaraan pengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Probolinggo dalam sepekan terakhir di awal bulan Oktober 2025. Kondisi ini dikeluhkan oleh banyak pengendara, terutama para pelaku usaha di sektor transportasi yang operasionalnya sangat bergantung pada pasokan solar.
Menurut seorang pengawas di salah satu SPBU di Kabupaten Probolinggo, antrean panjang ini merupakan imbas dari kebijakan pembatasan pengiriman solar dari Pertamina. Ia mengungkapkan bahwa pasokan harian ke SPBU tempatnya bekerja mengalami penurunan drastis.
"Biasanya kami menerima jatah harian antara 9.000 hingga 10.000 kiloliter (KL) per hari. Namun, saat ini kami hanya mendapatkan jatah 4.000 KL per hari," ujarnya. Pengawas tersebut menambahkan bahwa menurut informasi yang diterimanya, kebijakan pembatasan ini diberlakukan oleh Pertamina dengan tujuan untuk menjaga ketersediaan stok BBM hingga akhir tahun mendatang.
Dampak Serius bagi Dunia Usaha
Menanggapi fenomena ini, Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kabupaten Probolinggo, Gede Vandana Wijaya, yang akrab disapa Ivan, menyuarakan keprihatinannya. Menurutnya, pembatasan dan antrean solar ini memberikan dampak negatif yang signifikan bagi para pelaku usaha, khususnya yang bergerak di bidang transportasi dan logistik.
"Antrean panjang ini jelas membuang waktu produktif para sopir. Mereka harus rela menunggu berjam-jam hanya untuk mendapatkan solar, yang pada akhirnya menghambat jadwal pengiriman barang," tegas Ivan. "Bagi perusahaan transportasi, waktu adalah uang. Keterlambatan ini berpotensi menimbulkan kerugian, mulai dari penalti kontrak hingga hilangnya kepercayaan dari pelanggan."
Ivan menambahkan bahwa dampak dari kelangkaan solar ini tidak hanya dirasakan oleh perusahaan transportasi besar, tetapi juga oleh para pengusaha kecil dan menengah yang menggunakan kendaraan diesel untuk distribusi barang dagangan mereka. Hal ini dikhawatirkan dapat mengganggu roda perekonomian di Kabupaten Probolinggo secara keseluruhan.
Harapan kepada Pertamina
Melihat kondisi yang meresahkan ini, Ketua KADIN Kabupaten Probolinggo berharap agar Pertamina dapat segera mencari solusi terbaik tanpa mengorbankan kepentingan para pelaku usaha.
"Kami memahami tujuan baik Pertamina untuk menjaga stok nasional. Namun, kami berharap ada komunikasi yang lebih baik dan solusi yang tidak memberatkan para pengusaha di daerah," ujar Ivan. "Kami berharap Pertamina dapat meninjau kembali kebijakan pembatasan ini atau setidaknya memberikan alokasi yang lebih proporsional sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan, sehingga aktivitas ekonomi, terutama di sektor logistik, dapat kembali berjalan normal dan lancar."
Penulis : Tim Redaksi
