BANGKA SELATAN, PPRNEWS - Dunia pendidikan di Bangka Belitung kembali tercoreng oleh kasus perundungan tragis yang menimpa seorang siswa sekolah dasar. Seorang bocah laki-laki berinisial ZH (10) yang merupakan siswa kelas 5 SD di Kabupaten Bangka Selatan, meninggal dunia setelah diduga menjadi korban perundungan yang dilakukan oleh lima orang kakak kelasnya.
Peristiwa pilu ini terjadi di lingkungan sekolah saat jam istirahat. Menurut informasi yang dihimpun, korban dikeroyok oleh para pelaku. Pihak keluarga yang mengetahui kondisi korban kemudian membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
"Korban sempat menjalani operasi pada bagian perut. Namun, kondisinya terus memburuk dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Minggu, 27 Juli 2025," kata salah satu perwakilan keluarga.
Kasus ini mencuat ke publik setelah pihak keluarga melaporkannya ke pihak kepolisian. Hasil autopsi yang dilakukan oleh tim forensik menemukan adanya tanda-tanda kekerasan akibat benda tumpul di tubuh korban.
Menanggapi laporan tersebut, pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan dan menetapkan lima orang pelaku yang semuanya masih di bawah umur sebagai anak yang berhadapan dengan hukum (ABH). Meskipun demikian, empat dari lima pelaku telah menjalani proses diversi, yaitu penyelesaian perkara di luar jalur pengadilan.
"Kami telah menetapkan lima ABH dalam kasus ini. Namun, sesuai Undang-Undang Perlindungan Anak, empat di antaranya dilakukan diversi karena mereka masih di bawah umur," jelas pihak kepolisian.
Kasus ini mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk Gubernur Kepulauan Bangka Belitung yang turut menyatakan duka cita mendalam dan berjanji akan mengusut tuntas kejadian ini. Pihak sekolah dan Dinas Pendidikan setempat juga diminta untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan dan pencegahan perundungan di sekolah.
Tragedi ini menjadi pengingat bagi seluruh elemen masyarakat, khususnya para orang tua, guru, dan pemerintah, akan bahaya perundungan yang bisa berakibat fatal. Edukasi tentang anti-perundungan serta pengawasan yang ketat di lingkungan sekolah harus menjadi prioritas utama untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa mendatang.
Penulis : Mas Taufiq Editor : Mas Ali

