Menkeu Purbaya Akui "Gaya Koboi" adalah Instruksi Langsung Presiden Prabowo

JAKARTA,PPRNEWS – Menteri Keuangan, Purbaya Yudi Sadewa, akhirnya angkat bicara mengenai gaya komunikasinya yang dikenal ceplas-ceplos dan dijuluki sebagai "gaya koboi." Dalam sebuah pernyataan yang mengejutkan, Purbaya mengklaim bahwa gaya bicaranya yang blak-blakan tersebut adalah arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.

Pernyataan ini muncul sebagai respons Purbaya terhadap kritik publik yang mempertanyakan etika dan profesionalisme dalam berkomunikasi.

Diperintah Kerja Blak-blakan

Menteri Purbaya menjelaskan bahwa ia telah menerima perintah eksplisit dari Presiden Prabowo untuk bekerja secara langsung dan blak-blakan dalam menjalankan tugasnya.

"Ini bukan gaya-gayaan saya. Saya diperintah langsung oleh Bapak Presiden untuk jangan bertele-tele, kerja cepat, dan bicara apa adanya," ujar Purbaya.

Lebih lanjut, Menkeu Purbaya bahkan menyebut bahwa gaya komunikasinya saat ini adalah versi yang sudah diperhalus. "Saya ini versi yang lebih halus. Bapak Presiden sendiri justru lebih keras lagi dalam bicara soal kerja dan integritas," tambahnya, seolah memberikan gambaran tentang ketegasan yang lebih besar dari pemimpin negara.

Tujuan: Tegas, Cepat, dan Transparan

Instruksi Presiden Prabowo kepada menterinya untuk mengadopsi gaya komunikasi yang tegas dan ceplas-ceplos diduga memiliki tujuan politis tertentu. Gaya ini diyakini untuk menciptakan kesan bahwa pemerintahan saat ini bekerja secara tegas, cepat, dan transparan.

Hal ini dinilai sangat penting, terutama dalam menangani isu-isu sensitif seperti korupsi. Dengan berbicara blak-blakan, pemerintah berharap dapat membangun citra tidak kompromi dan meningkatkan kepercayaan publik.

Tanggapan Publik dan Analis Terbelah

Klaim Purbaya sontak memicu beragam reaksi dari publik dan pengamat politik. Sebagian pihak menilai bahwa gaya komunikasi yang apa adanya dan tidak kaku ini justru membangun kedekatan dan kepercayaan publik, karena dianggap lebih jujur dan transparan.

Namun, tidak sedikit pihak yang mengkritisi. Ada kekhawatiran bahwa gaya "koboi" semacam ini dapat melemahkan soliditas dan citra profesional di dalam tubuh pemerintahan.

Analis politik mengingatkan bahwa meskipun gaya komunikasi dapat menarik perhatian, substansi dari pesan yang disampaikan jauh lebih penting daripada cara penyampaiannya.

"Apapun gayanya, publik akan menilai dari hasil kerja dan kebijakan. Gaya yang ceplas-ceplos harus diimbangi dengan kebijakan yang matang, bukan sekadar gertakan," komentar seorang pengamat kebijakan publik.


Penulis : TIM REDAKSI 

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama