JAKARTA, PPRNEWS - Penyakit stroke masih menjadi salah satu penyebab kematian dan kecacatan tertinggi di Indonesia. Serangan mendadak yang merusak otak ini sering kali dianggap sebagai "nasib", padahal stroke adalah kondisi medis yang memiliki banyak penyebab dan dapat dicegah. Mengenali faktor-faktor pemicunya adalah langkah pertama yang paling penting untuk melindungi diri dan keluarga dari risiko penyakit mematikan ini.
Apa Itu Stroke?
Stroke terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau terhenti. Kondisi ini membuat sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi, yang menyebabkan sel-sel tersebut mati dalam hitungan menit. Ada dua jenis utama stroke:
Stroke Iskemik: Jenis stroke ini paling umum, terjadi akibat adanya sumbatan di pembuluh darah otak. Sumbatan ini bisa berupa gumpalan darah atau plak lemak yang menumpuk.
Stroke Hemoragik: Jenis ini lebih jarang, tetapi lebih mematikan. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah, menyebabkan pendarahan di dalam otak.
Penyebab Utama dan Faktor Risiko Stroke
Penyebab utama stroke berkaitan erat dengan gaya hidup dan kondisi medis yang tidak terkontrol. Berikut adalah beberapa faktor risiko utama yang perlu diwaspadai:
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi): Ini adalah penyebab stroke paling umum. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat merusak dinding pembuluh darah dari waktu ke waktu, membuatnya kaku, sempit, atau bahkan pecah.
Diabetes (Gula Darah Tinggi): Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk di otak. Kerusakan ini membuat pembuluh darah lebih rentan terhadap sumbatan atau pecah.
Kolesterol Tinggi: Kolesterol jahat (LDL) yang tinggi dapat membentuk plak lemak (aterosklerosis) di dinding pembuluh darah. Plak ini bisa menyempitkan pembuluh darah, dan jika pecah, gumpalan darah akan terbentuk dan menyumbat aliran darah ke otak.
Penyakit Jantung: Kondisi seperti fibrilasi atrium (detak jantung tidak teratur), gagal jantung, atau penyakit katup jantung dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah di jantung. Gumpalan ini bisa terlepas dan berjalan ke otak, menyebabkan stroke iskemik.
Obesitas dan Kurang Aktivitas Fisik: Berat badan berlebih dan gaya hidup sedentari (kurang gerak) dapat memicu berbagai kondisi lain yang menjadi faktor risiko stroke, seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi.
Merokok: Zat kimia dalam rokok dapat merusak pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan membuat darah lebih kental, sehingga meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan.
Konsumsi Alkohol Berlebihan: Minum alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko stroke.
Pencegahan: Mengubah Gaya Hidup untuk Masa Depan yang Lebih Sehat
Berita baiknya, sebagian besar kasus stroke dapat dicegah dengan mengelola faktor-faktor risiko di atas. Para ahli medis menyarankan beberapa langkah proaktif:
Pantau dan Kendalikan Tekanan Darah: Rutin memeriksa tekanan darah dan mengikuti anjuran dokter, baik dengan obat-obatan maupun perubahan gaya hidup.
Kelola Gula Darah dan Kolesterol: Jika Anda memiliki diabetes atau kolesterol tinggi, patuhi pengobatan dan diet yang disarankan dokter.
Adopsi Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan kaya serat, buah, sayuran, dan biji-bijian. Kurangi asupan garam, gula, dan lemak jenuh.
Rutin Berolahraga: Lakukan olahraga intensitas sedang minimal 30 menit setiap hari, seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang.
Berhenti Merokok dan Batasi Alkohol: Dua kebiasaan ini adalah salah satu faktor risiko paling kuat yang bisa dihindari.
Jaga Berat Badan Ideal: Pertahankan berat badan yang sehat untuk mengurangi beban pada jantung dan pembuluh darah.
Meskipun stroke sering terjadi pada orang tua, kasusnya juga dapat menyerang usia muda, terutama jika gaya hidup tidak sehat. Memahami penyebab dan faktor risikonya adalah kunci untuk mencegah serangan stroke dan menjalani hidup yang lebih panjang dan berkualitas.
Penulis : Mas Taufiq Editor : Mas Ali

